Laman

Kamis, November 19, 2015

Belajar Tidak Grogi.

sumber
Education is the key to success in life, and teachers make a lasting impact in the lives of their students. - Solomon Ortiz
... namun bagi saya, pengaruhnya sangat besar, sampai sekarang ini. Setiap saya berada di depan kelas sekarang, saya selalu teringat pada beliau.
Beberapa minggu yang lalu saya ditugaskan untuk menjadi mentor dalam satu sesi latihan public speaking, yaitu mempresentasikan topik sesuai minat mereka di depan publik. Saat itu, terlihat jelas begitu banyak yang grogi; gemetar, berkeringat, tergagap-gagap, blank.

Iya, public speaking memang bukan perkara mudah.

...

Tahun ini tahun ke sepuluh saya mengajar di sebuah perguruan tinggi. Mengajar itu memang passion saya; namun dulu kendalanya,  saya kurang luwes jika harus berhadapan dengan orang dalam jumlah banyak. Sampai ada yang mempertanyakan 'Lo nervousan gitu, mampu jadi dosen?'



Memang, di awal-awal masa mengajar, kelas saya berantakan. Basah kuyup karena keringat grogi? Tergagap-gagap? Blank? Panik? Semua iya.

Satu saat, saya ditugaskan untuk mengajar berpasangan dengan seorang dosen tamu, Ibu Nuning Damayanti namanya. Walau pun tidak pernah diajar oleh beliau, tapi saya tahu bahwa beliau adalah dosen di almamater saya. Sudah menjadi dosen dari sebelum saya berstatus mahasiswa. Dari cerita kawan-kawan, Ibu Nuning ini sangat pintar, berwawasan luas dan kalau mengajar seru.

Mengetahui itu, saya kemudian jadi minder. Apalah saya, Si Junior-Yang-Baru-Mengajar-Satu-Semester-Itu-Pun-Kacau-Balau dibandingkan dengan beliau? Remah-remah gorengan belaka, mungkin :))). Saya membayangkan pasti saya bakal terlihat bodoh di depan mahasiswa.

Namun, kekhawatiran tersebut sama sekali tidak terjadi. Selama mengajar bersamanya, justru saya jadi banyak belajar, selain di urusan akademis, juga urusan pengembangan diri.

Ibu Nuning berhasil membuat saya lebih percaya diri. Beliau memaklumi ketika melihat saya grogi, malah setelah jam kuliah berakhir, dia bercerita 'Dulu, saya waktu awal-awal ngajar nervous juga kok, sama kayak kamu. Lebih parah mungkin'. Ibu Nuning meyakinkan saya, bahwa skill apa pun, termasuk public speaking adalah masalah jam terbang. Semakin sering dilatih, maka akan semakin baik pula hasilnya.

Tidak sampai situ saja, setiap apa yang diperbuatnya, sangat berarti bagi saya. Contoh; ketika saya mengajar, beliau memerhatikan saya seperti layaknya seorang mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan, bahkan sampai mencatat segala! Begitu selesai, beliau bilang, 'materi yang tadi kamu sampaikan itu baru buat saya, jadi saya catat, terima kasih ya?'  Entahlah beliau bilang begitu untuk membuat saya GR atau memang benar begitu faktanya :D.

Kalau sesi mengajar saya lancar, beliau akan memuji 'Tuh kan bisa...'

Saat melakukan kesalahan, beliau akan mengoreksinya dengan sangat smooth di depan mahasiswa, sehingga tak ada yang menyadari kesalahan saya, sehingga saya pun tidak merasa dipermalukan. Segala kritik dan masukan selalu disampaikan di luar jam kuliah, bahkan secara personal, tak ada dosen lain yang tahu.

Masih banyak yang beliau lakukan entah sengaja mau pun tidak, yang membuat saya banyak belajar. Mungkin Ibu Nuning menganggap apa yang dilakukannya adalah hal sepele, namun bagi saya, pengaruhnya sangat besar, sampai sekarang ini. Setiap saya berada di depan kelas, saya selalu teringat pada beliau.

....

Di penghujung sesi kelas communication skill tersebut, setelah memberi masukan, saya tutup dengan mengutip kalimat Ibu Nuning yang selalu saya ingat : 'Dulu, saya waktu awal-awal ngajar nervous juga kok, sama kayak kamu. Malah lebih parah mungkin...' - dan saya ceritakan kondisi keringetan-tergagap-gagap-terbisu saat mengajar di hari pertama yang pernah saya alami. :))

Tulisan dibuat untuk Lomba Menulis "Guruku Pahlawanku" . Intip informasinya di http://lagaligo.org/lomba-menulis.

3 komentar:

-Be mengatakan...

Senangnya punya Guru seperti beliau :)

Anonim mengatakan...

dan Tante Nuning itu suaranya enak banget didenger :)
Seinget aku, biarpun Tante Okke ga terlalu banyak ngomong di kelas, kami selalu nganggep Tante Okke itu tante yang keren loh! ge er ya? hehehe...


mamamolilo mengatakan...

-Be : Banget :D

-Erika : hahay, asik dianggap keren :))