Laman

Minggu, Januari 03, 2016

Hal Sia-sia Itu Bernama : Resolusi Tahun Baru.

New Year’s Day: Now is the accepted time to make your regular annual good resolutions. Next week you can begin paving hell with them as usual. – Mark Twain 

...bikin resolusi tahun baru itu adalah hal sia-sia. Resolusi tahun baru adalah daftar aktivitas yang sangat potensial untuk nggak dilakukan.
Eh, selamat tahun baru ya? Semoga di tahun yang baru ini kita semua masih bisa tetap menikmati hidup. Ihiy!

Anyway, kalau awal Desember tradisinya adalah hiruk-pikuk kontroversi boleh tidaknya ucapan Selamat Natal dan perkara topi Sinterklas, di akhir Desember, rame-ramenya ya pasti soal resolusi tahun baru (dan segala plesetan jawaban '96 dpi' atau '72 dpi-nya. Duh.)

Jadi resolusi tahun baru-mu berapa dpi?

Oke abaikan. :D

Anyway, ngemeng-ngemeng soal resolusi tahun baru, di tanggal dua puluhan Desember kemarin ujug-ujug mejegagig*, seseorang menodong saya (secara online) dalam tag-tag-an resolusi tahun baru. Intinya, saya diminta menuliskan daftar apa pun yang saya niatkan untuk saya lakukan di tahun 2016 di depan publik media sosial.

Ya jelas saya abaikan, selain karena nggak demen ditodong dalam tagging game, ya karena memang saya nggak punya. Kayaknya ada deh, sekitar sepuluhan tahun saya nggak ikut-ikutan keriaan bikin daftar begituan jelang pergantian tahun.

Buat saya, bikin resolusi tahun baru itu adalah hal sia-sia; resolusi tahun baru adalah daftar aktivitas yang sangat potensial untuk nggak dilakukan.