Laman

Kamis, November 26, 2015

Yang Pintar Pun Percaya Hoax

sumber
Don’t believe everything you read on the Internet just because there’s a picture with a quote next to it.” – Abraham Lincoln*
... Asli saya setengah tidak percaya, selama ini saya selalu menganggap yang menelan bulat-bulat hoax adalah tipe yang berpendidikan rendah dan baru menyentuh media sosial
Beberapa waktu yang lalu, saat sedang mengamati home feed Facebook, tiba-tiba saya menemukan sebuah foto seorang Jackie Chan di dalam sebuah mobil. Dalam foto tersebut Jackie Chan mengenakan kandora/thawb. Berita yang menyertai di foto tersebut adalah Jackie Chan masuk Islam. Sudah lama saya bersikap skeptis (bahkan belakangan jadi apatis. haha) terhadap berita-berita yang saya temukan di internet, jadi reaksi pertama saya adalah : jelma blegug** mana lagi nih yang percaya dan share berita beginian?

Dan saya terkejut, karena 'jelma blegug' tersebut adalah seseorang yang saya tahu berpendidikan tinggi, melek teknologi dan memiliki reputasi baik di tempat kerjanya. Asli saya setengah tidak percaya, selama ini saya selalu menganggap yang menelan bulat-bulat hoax  adalah tipe yang berpendidikan rendah dan baru menyentuh media sosial, jadi sedikit euforia karena tak terbiasa dengan tsunami informasi di internet.


Kamis, November 19, 2015

Belajar Tidak Grogi.

sumber
Education is the key to success in life, and teachers make a lasting impact in the lives of their students. - Solomon Ortiz
... namun bagi saya, pengaruhnya sangat besar, sampai sekarang ini. Setiap saya berada di depan kelas sekarang, saya selalu teringat pada beliau.
Beberapa minggu yang lalu saya ditugaskan untuk menjadi mentor dalam satu sesi latihan public speaking, yaitu mempresentasikan topik sesuai minat mereka di depan publik. Saat itu, terlihat jelas begitu banyak yang grogi; gemetar, berkeringat, tergagap-gagap, blank.

Iya, public speaking memang bukan perkara mudah.

...

Tahun ini tahun ke sepuluh saya mengajar di sebuah perguruan tinggi. Mengajar itu memang passion saya; namun dulu kendalanya,  saya kurang luwes jika harus berhadapan dengan orang dalam jumlah banyak. Sampai ada yang mempertanyakan 'Lo nervousan gitu, mampu jadi dosen?'