You are either free or expensive, but never cheap - Mark Bustos
...Boleh sih, semurah itu, tapi kerjaan gue cuma ngasih aba-aba aja ya? Yang bikin ya elu sendiri.
Beberapa hobi memang bisa mendatangkan penghasilan, dan saya beruntung memiliki beberapa hobi (dan
skill)
yang terbukti berhasil menambah-nambah uang jajan dari dulu, entah itu dari menulis, membuat aksesoris atau
face painting. Belakangan ini, juga menggambar. Tapi terus terang, sampai sekarang saya belum menjadikan hobi-hobi tersebut menjadi sumber penghasilan utama, jadi saya merasa belum layak menyebut diri saya 'penulis', atau 'jewelry maker' atau 'ilustrator'. Kalau pun dipaksa menyebut hobi-hobi itu sebagai profesi, saya selalu menambahkan kata 'amatiran' di belakangnya. Ilustrator amatiran, kalau belakangan ini sih.
Karena amatiran ini, tadinya ketika saya mendapat project untuk mengerjakan sesuatu, maka saya akan mengajukan harga secara amatiran, nggak ada hitung-hitungan secara profesional. Pokoknya segimana mulut mengeluarkan harga, ya segitu harganya. Lalu, kalau ditawar-tawar, kadang saya bilang 'ya sudahlah, buat
portfolio, kan lumayan'.
Sampai pada akhirnya saya diomeli dan di-
bego-bego-in oleh salah satu rekan yang memutuskan untuk profesional di bidang-bidang saya jadikan hobi. Diomeli karena menurutnya saya menetapkan harga terlalu rendah, hal ini membuat harga pasaran jadi rusak, bikin sengsara orang-orang yang menjadikan lahan tersebut sebagai lahan menggali sesuap berlian (elah!). Yang kedua, dia bilang, saya tidak menghargai tenaga, waktu dan keterampilan saya miliki.
'Elo nih kayak orang yang bisa corel atau photoshop, terus ngaku desainer, tapi ngitung biaya produksi nggak bisa...'